Hal yang paling kita nantikan sepanjang tahun 2014 cuman satu, yup kelahiran putri kita. Aku adalah salah satu orang yang paling tidak sabar menunggu saat saat terindah ini.
Yang paling aku ingat saat itu adalah kita sedang berkumpul bersama dirumah, karena siang hari sebelum hari kelahiran, tepatnya hari minggu, tanggal 19 Oktober 2016 kamu bilang sama aku kalo kamu flek. Papa dan mama sedang pergi keluar kota dan baru sampai Palembang malam hari. Kamu meminta Ibu, Bapak dan Dwi untuk menginap dirumah.
Semua berjalan dengan sempurna dan tanpa ada tanda - tanda apapun (kecuali kadang kontraksi karena nami muter) hihihi. Jam 10 malam kamu bilang perutmu terasa sakit karena kontraksi lagi. Yah, berhubung aku sangat mengharapkan nami secepatnya keluar, aku dengan antusias bilang mungkin itu tanda-tanda bakal segera lahir. Dan kita menunggu dan memastikan apakah memang ini tanda tanda akan lahiran, atau cuma kontraksi biasa.
Waktu berjalan dengan sangat lambat, hingga akhirnya kita memutuskan untuk langsung ke RS Hermina untuk memastikan apakah benar tanda tanda ini adalah kontraksi lahiran (apalah itu namanya, hihihi). Kita ditangani oleh dokter jaga di RS, dan setelah melakukan pemeriksaan ini itu, dipastikan bahwa kamu sudah BUKAAN 2, Yippppieeeeeeee \ (^-^) /
Senengnya bukan main, akhirnya sebentar lagi aku akan jadi Papi. Ayah dari seorang putri mungil yang bernama Namiah Zhahirah Dharmawansyah. Nama yang akhirnya kita putuskan bersama, yang bermakna "Seorang perempuan yang sempurna tubuh, akal dan akhlaknya, yang tangguh dan dermawan"
Oke back to topic, akhirnya kita tiba diruangan yang nantinya akan jadi tempatmu untuk melahirkan. Aku yang baru pertama kali datang kesini dan baru pertama kali mengalami hal ini sungguh, sungguh tegang. Suasana kamarnya si seperti kamar pasien biasa, semua suster datang dan pergi untuk mengecek semua kondisi kamu dan bayi kita.
Dari sinilah, aku sangat mengerti perjuangan untuk menjadi seorang ibu. Aku mengerti kenapa surga terletak ditelapak kaki ibu, dan aku mengerti kenapa seorang ibu sangat dan sangat menyayangi anaknya, bahkan seorang ibu rela mengorbankan nyawa untuk buah hatinya.
Aku yang tak tahu apa-apa saat itu dan tak tahu harus bagaimana dan apa yang aku lakukan. Yang hanya bisa aku lakukan adalah selalu berada disampingmu. Semoga dengan adanya aku disampingmu bisa meredakan semua kesakitan yang kamu alami. Aku berharap semua proses persalinan ini berjalan dengan cepat dan kalian berdua sehat.
Sayang, aku sangat mengagumimu, mengagumi semua perjuanganmu untuk buah hati kita. Aku kagum atas kekuatanmu dalam menghadapi semua rasa sakit itu, aku kagum dengan semua pengorbananmu untuk dia.
Saat ini adalah saat yang paling tidak aku inginkan. Tepatnya jam 3 pagi, karena masih bukaan 3, kamu yang sudah tidak sanggup menahan semua rasa sakit itu, dan aku yang saat itu tak bisa lagi berpikir dengan jernih. Kamu memintaku untuk menelpon Bapak dan Papa, memanggil mereka keruangan itu, seperti ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan saat itu. Oke, aku menelpon Bapak dan Papa dan meminta mereka untuk datang dan masuk keruangan ini. Tak berapa lama, kita semua sudah berkumpul diruangan itu.
Sesaat ruangan itu terasa sangat sunyi, seakan kamu akan mengatakan sesuatu yang sangat mengerikan untuk didengar, seakan ini adalah kata-kata terakhir yang akan kami dengar darimu. Dalam keheningan kamu mengatakan, "maaf, maaf atas semua kesalahanmu".
Kata-kata itu membuatku hancur. Sayang, bagaimana bisa aku membesarkan nami seorang diri, tanpamu? Aku tak bisa Sayang, aku sangat sangat membutuhkanmu. Aku hanya berharap sebuah keajaiban datang untuk kita. Sebuah keajaiban atau lebih kepada pengharapan, agar semua ini segera cepat berlalu. Aku sangat berharap kalian berdua selamat dan sehat.
Akhirnya dengan semua pertimbangan, kita memutuskan untuk SC. Semua pegawai RS yang berjaga saat itu diharapkan untuk segera memanggil semua dokter yang terlibat. Semua persiapan sudah sempurna, kan kita berdua harus berpisah. Karena SC tidak diperbolehkan siapapun masuk, kecuali yang berkepentingan. Saat itu, aku sangat menyesal kenapa dulu tak pernah mendengar kata Nyokap untuk mengambil Mata Kul Kedokteran. Mungkin jika aku sudah bergelar dokter, aku diperkenankan untuk melihat dan menemanimu didalam ruangan itu.
Menit demi menit terasa sangat lambat berlalu. Aku yang saat itu menunggu, tak bisa berpikir dengan jernih. Aku hanya berharap bahwa kalian berdua sehat, itu saja. Semua doa aku mohonkan ketika itu, semua hal yang aku janjikan kepada Sang Pencipta agar bisa melihat kalian berdua sehat aku haturkan juga saat itu. Saat itu aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kita, dan aku menyerahkan semua hal ini kepada Sang Pencipta.
Tepat Jam 6, Seorang bayi perempuan lahir dari dalam kandunganmu. Bayi perempuan yang sangat cantik. Semua orang bilang bahwa nami sangat mirip denganku. Tapi aku sangat yakin, nami itu adalah perwujudan dari kamu. Perwujudan dari kecantikanmu, kebaikanmu, dan kecerdasanmu.
![]() |
Hai beautiful Princess |
Akhirnya, setelah sekian lama. Apa yang kita impikan bisa terwujud. My Baby Bala Bala Namiah Zhahirah Dharmawansyah akhirnya kita bertemu secara langsung, ngga main tendang2an terus yaa nak. Papi yakin kamu akan menjadi orang yang kuat, malaikat yang slalu memberikan kebahagian dalam kehidupan papi dan mami..
Welcome to the World sayangkuuuuuu!!!